A. Etika bisnis di Bidang Pemasaran
Dalam setiap produk
harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa
agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada
tingkat pemasarannya.
Promosi sangat
diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh
publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara
berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku,
etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara Melakukan
Promosi Dengan Etika Bisnis
Dalam menciptakan etika
bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku
bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2. Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
“uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
3. Mempertahankan Jati
Diri
Mempertahankan jati
diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
4. Menciptakan
Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia
bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan
tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya
perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan
yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep
“Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya
tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis
sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi
apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan
curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa
dan Negara.
7. Mampu Menyatakan
yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku
bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi”
serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri
untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap
Saling Percaya antar Golongan
Pengusaha Untuk
menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga
pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah
besar dan mapan.
9. Konsekuen dan
Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika
bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang
tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha
sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi
kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi
satu.
10. Memelihara
Kesepakatan
Memelihara kesepakatan
atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
11. Menuangkan ke dalam
Hukum Positif
Perlunya sebagian etika
bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan
Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
B. Norma dan Etika pada Bidang
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi yang
menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah
bentuk, atau memperbesar ukurannya. Misalnya beternak dan bercocok tanam.
Produksi diartikan
sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga
lebih bermanfaat. Misalnya pertukangan dan kerajinan.
Tujuan Produksi antara
lain
1. Memperbanyak jumlah
barang dan jasa
2. Menghasilkan barang
dan jasa yang berkualitas tinggi
3. Memenuhi kebutuhan
sesuai dengan peradaban
4. Mengganti
barang-barang yang rusak atau habis
5. Memenuhi pasar dalam
negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
6. Memenuhi pasar
internasional
7.Meningkatkan
kemakmuran
Proses Produksi Suatu
kegiatan yang dilakuka nmelalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan
atau menambah manfaat barang atau jasa.
Etika
Produksi
Dalam proses produksi,
subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha untuk menekan biaya
produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya. Dalam upaya
produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan melakukan banyak hal
untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang mengancam
keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa
konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen memeberi perhatian
dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau
menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak
menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus
kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi,
produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen.
Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi
pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Pandangan
Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen
Hubungan antara
perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual, dan
kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam
hubungan kontraktual.
Jadi, perusahaan
berkewajiban untuk memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud
dan konsumen memiliki hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik
yang dimaksud.
-
Kewajiban untuk Mematuhi
Kewajiban
untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang
dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan
sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya.
Jadi,
pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang produk yang
dijual. Tidak seperti Wintherop Laboratories memasarkan produk penghilang rasa
sakit yang oleh perusahaannya diklaim sebagai obat nonaddictive (tidak
menyebabkan ketergantungan). Selanjutnya seorang pasien yang menggunakan produk
tersebut menjadi ketergantungan dan akhirnya meninggal karena over dosis.
-
Kewajiban untuk Mengungkapkan
Penjual
yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan tepat
apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti
bahwa penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk
tersebut yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli.
Contoh,
jika pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat cacat yang berbahaya atau
beresiko terhadap kesehatan dan keamanan konsumen, maka harus diberitahu.
-
Kewajiban untuk Tidak Memberikan
Gambaran yang Salah
Penjual
harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus membangun
pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piiran konsumen
sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan sampai terjadi Misrepresentasi
bersifat koersif , yaitu, seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan
yang salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang
diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia
mengetahui yang sebenarnya.
Contoh:
pembuat perangkat lunak atau perangkat keras computer memasarkan produk yang
mengandung ‘bug’ atau cacat tanpa memberitahu tentang fakta tersebut.
-
Kewajiban untuk Tidak Memaksa
Penjual
berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin mendorong
pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan
kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan,
atau faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk
menetapkan pilihan secara bebas.
C. Norma dan etika pada fungsi SDM
Etika merupakan cara
berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan
buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban
dan pilihan. Peran SDM bagi sebuah perusahaan yang ingin berumur panjang
merupakan suatu hal strategis. Oleh karena itu, untuk menangani SDM yang handal
harus dilakukan sebagai human capital. Para manajer harus mengaitkan
pelaksanaan MSDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja,
mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan
fleksibilitas. Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dikolaborasi
dari segi teori sumber daya. Dalam dunia bisnis etika juga memiliki peranan
yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan
organisasi.
Perilaku yang tidak
etis seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat
kerja, penyalah-gunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada
manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi
sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan
kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun
non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang
ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan
saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini
manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa
organisasi bertindak secara fair dan etis karyawan , klien, serta stakeholder
lainnya.
PENGERTIAN
ETIKA
Menurut Magnis Suseno ,
Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan ajaran. Sebagai ilmu yang terutama
menitik-beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam hal ini
mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam
situasi konkret tertentu yang dihadapai seseorang. Sehingga, etika membutuhkan
evaluasi kritis atas semua seluruh situasi yang terkait.
PENGERTIAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen SDM (sumber
daya manusia) merupakan suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut A.F. Stoner, Manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang
berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Untuk mencapai
penanganan SDM sebagai Human Capital dapat dinilai dari komponen-komponen
sebagai berikut:
1.
Perencanaan dan Pengelolaan SDM
a. Seberapa jauh
perencanaan SDM dikaitkan dengan strategi.
b. Seberapa jauh SDM
dikaitkan dengan tujuan peningkatan kualitas.
c. Seberapa besar
penggunaan data pegawai untuk peningkatan pengelolaan
SDM.
2.
Peningkatan Pegawai
a. Seberapa besar
insentif bagi keterlibatan pegawai dalam peningkatan
kualitas.
b. Seberapa besar
wewenang yang diberikan kepada pegawai dalam area
kerja mereka.
c. Bagaimana pengukuran
dan pemantauan pegawai dalam peningkatan
kualitas.
d. Bagaimana indicator
monitoring keterlibatan pegawai pada semua
tingkatan.
3.
Pendidikan dan Pelatihan
a. Bagaimana
sistematika pengembangan program pelatihan dan pendidikan.
b. Bagaimana mengukur
kaitan pelatihan dan pendidikan dengan pekerjaan
pegawai.
c. Seberapa jauh
pengaruh hasil pelatihan berhubungan dengan area Pekerjaan pegawai.
d. Bagaimana mengukur
pelatihan pegawai dengan kategori pekerjaan.
4.
Kinerja Pegawai dan Pengakuan
a. Seberapa jauh reward
program mendukung tujuan peningkatan mutu.
b. Bagaimana intensitas
organisasi meninjau ulang dan meningkatan reward program.
c. Bagaimana
pengelolaan data dan bukti pengenalan setiap pegawai.
d. Bagaimana
keberlanjutan peningkatan program untuk mencapai kepuasan pegawai.
5.
Kepuasan Pegawai
a. Seberapa jauh
program pengembangan pelayanan kepada pegawai;
b. Bagaimana system
penilaian & evaluasi kepuasan pegawai;
c. Bagaimana
kelengkapan data dalam peningkatan dan pelayanan pegawai.
PENGERTIAN
ETIKA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Etika manajemen sumber
daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika
tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.
SEBAB
PERILAKU TIDAK ETIS
Penyebab perilaku tidak
etis meliputi tiga aspek yaitu: a.Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang
rendah. b.Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial . c.Adanya
ethical dilema.
PERENCANAAN
STRATEGI KONSEP ETIKA
Langkah-langkahnya
sebagai perencanaan strategi konsep etika, yaitu:
Menentukan standar
etika yang ingin ditanamkan.
Mengindentifikasi
faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam mendorongnya konsep
etika perusahaan.
Mengindentifikasi
kemampuan, prosedur, kompetensi yang diperlukan.
Mengintegrasikan konsep
etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
Mengembangkan
langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan,
mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang dijalankan.
Tujuan utama dalam
konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan hanya untuk kedisiplinan, tetapi
lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap
perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.
Konsep penanaman
nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas yang membantu
karyawan dalam pembuatan keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi
etika, serta mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber daya
manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara penanaman
nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.
Cara Manajemen dalam
Menyelesaikan Permasalahan-Permasalahan yang Terjadi
Cara yang dilakukan
oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam suatu
perusahaan dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:
-
Membentuk komite karyawan dan manajemen.
-
Membuat buku pegangan karyawan.
-
Sistem pengupahan yang profesional.
-
Menciptakan suasana kerja yang kondusif
-
Menampung keluhan, saran, kritik
karyawan.
Sumber :
https://anisamugni.wordpress.com/2013/12/01/peranan-dan-manfaat-etika-bisnis-di-bidang-pemasaran-keuangan-dan-teknologi-terhadap-era-globalisasi/